Stratifikasi Sosial

  STRATIFIKASI SOSIAL 


A.                PENGANTAR

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan, masyarakat lebih menghargai kekayaan materil daripada kehormatan, misalnya mereka yang lebih banyak memiliki materil kekayaan materil akan menempati kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain. Mereka yang memiliki uang banyak akan mudah sekali mendapatkan tanah, kekuasaan, dan mungkin juga kehormatan, sedangkan mereka yang mempunyai kekuasaan besar mudah menjadi kaya dan mengusahakan ilmu pengetahuan. Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan kedudukan yang berbeda-beda secara vertical.

Sistim lapisan dalam masyarakat tersebut dalam sosiologi disebut dengan social stratification. Lapisan tersebut tidak hanya dapat dijumpai pada masyarakat manusia, tetapi juga ada pada masyarakat hewan dan tumbuh-tumbuhan. Ada golongan hewan merayap, menyusui, dan lain-lainnya. Lapisan masyarakat tersebut memiliki banyak bentuk konkret. Akan tetapi, secara prinsipil bentuk tersebut dapat diklarifikasikan dalam tiga macam kelas, yaitu ekonomis, politis, dan yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Hal tersebut tergantung pada system nilai yang berlaku serta berkembang dalam masyarakat bersangkutan.  

 

B.     TERJADI LAPISAN MASYARAKAT 

Alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur, sifat keaslian keanggotaan seorang kepala masyarakat, dan juga harga dalam batas-batas tertentu. Masyarakat lain menganggap bahwa kerabat kepala masyarakat yang mempunyai kedudukan yang tinggi dalam masyarakat, misalnya pada masyarakat Ngaju di Kalimantan Selatan.

Secara teoritis, semua manusia dianggap sederajat. Akan tetapi, sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian system sosial setiap masyarakat. Untuk meneliti terjadinya proses-proses lapisan masyarakat, dapatlah pokok-pokok sedang berikut dijadikan pedoman.

1.  Sistem lapisan mungkin berpokok pada system pertentangan dalam masyarakat. Sistem demikian hanya mempunyai arti yang khusus bagi masyarakat-masyarakat tertentu yang menjadi objek penyelidikan.

2.     Sistem lapisan dapat dianalisis dalam ruang lingkupn unsur-unsur antara lain:

a.  Distribusi hak-hak istimewa yang objektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, keselamatan, dan wewenang;

b.     Sistem pertanggaan yang diciptakan para warga masyarakat;

c. Kriteria sistim pertentangan, yaitu apakah didapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat tertentu, milik, dan wewenang;

d.     Lambang-lambang kedudukan, seperti tingkah laku hidup;

e.     Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan;

f.   Solidaritas di antara individu-individu yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat seperti.

1)     Pola-pola interaksi;

2)     Kesamaan atau ketidaksamaan system kepoercayaan, sikap dan nilai- nilai;

3)     Kesadaran akan kedudukan masing-masing ;

4)     Aktivitas sebagai organ kolektif.

 

Ada pula sistem lapisan yang dengan sengaja disusun untuk mengajar siatu tujuan bersama. Biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, dan partai politik. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus yang terdapat pada system lapisan masyarakat.

            Akan tetapi, apabila suatu masyarakat hendak hidup dengan teraur, kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi dengan teratur juga sehingga jelas bagi setiap orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang, apabila dibagi secara tidak teratur akan menimbulkan pertentangan yang membahayakan keutuhan masyarakat.

 

C.     SIFAT SISTEM LAPISAN MASYARAKAT

Sifat sistem lapisan masyarakat di dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed bsocial stratification) dan terbuka (open social stratification). Sistem lapisan yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari suatu lapisan ke lapisan yang lain, di dalam system satu-satunya cara untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran.

                                                                          



Sistem kasta di india telah ada sejak lama, istilah kasta dalam bahasa India adalah yati, sedangkan systemnya dinamakan varna. Dalam masyarakat india kuno ada empat varna, yaitu: Brahmana, Ksatria, Vaicya, dan Sudra. Kasta Brahmana merupakan para pendeta, Ksatria merupakan orang-orang bangsawan dan tentara, Vaicya merupakan pedagang (ketiga), dan Sudra adalah kasta orang-orang biasa (rakyat jelata), serta mereka yang tidak memiliki kasta adalah golongan Paria. Dahulu kala gelar tersebut berhubungan erat dengan pekerjaan orang-orang yang bersangkutan.

Secara visual sifat-sifat lapisan adalah sebagai berikut.

·       Tertutup (mobilitas sangat terbatas, bahkan mungkin tidak ada)

                              


·       Terbuka (kemungkinan mengadakan mobilitas sangat besar)

                                        



·       Campuran

                                            


 

D.    KELAS-KELAS DALAM MASYARAKAT (social classes)

Penjumlahan kelas-kelas dalam masyarakat disebut class-system. Artinya, semua orang dan keluarga yang sadar akan kedudukan mereka itu diketahui dan diakui oleh masyarakat umum. Ada pula yang menggunakan istilah kelas hanya untuk lapisan yang berdasdarkan atas unsur ekonomis. Sementara iitu, lapisan yang berdasarkan kehormatan dinamakan kelompok kedudukan (status group). Max Webber masih menyebutkan adanya golongan yang mendapat kehormatan khusus dari masyarakat dan dinamakan Stand.

Joseph Schumpeter mengatakan bahwa keals-kelas dalam masyarakat dengan keperluan yang nyata. Makna kelas dan gejala-gejala kemasyarakatan lainnya hanya dapat dimengerti dengan benar apabila diketahui riwayat terjadinya. Pada masyarakat di dunia, terdapat kelas-kelas yang tegas sekali karena orang-orang dari kelas yang dilindungi oleh hukum positif masyarakat yang bersangkutan. Misalnya di Inggris ada istilah tertentu seperti commers bagi orang biasa serta nobility bagi bangsawan. Sebagian besar warga masyarakat Inggris menyadari bahwa orang-orang nobility  diatas commers.

Apabila pengertian kelas ditinjau secara lebih mendalam, maka akan dapat dijumpai beberapa kriteria yang tradisional, yaitu:

1.     Besar jumlah anggota-anggotanya;

2.     Kebudayaan yang sama, yang menentukan hak-hak dan kewajiban-kewajiban warganya;

3.     Kelanggengan;

4.     Tanda/lambing-lambang yang memiliki ciri khas;

5.     Batas-batas yang tegas (bagi kelompok itu terhadap kelompok lain);

6.     Antagonism tertentu.

Sehubungan dengan kriteria tererbut, kelas memberikan fasilitas-fasilitas hidup yang tertentu (life-chances)  bagi anggotanya. Misalnya, keselamatan atas hidup dan harta benda, kebebasan, standar hidup yang tinggi, dan sebagainya. Selain itu, kelas juga mempengaruhi gaya dan tingkah laku hidup masing-masing warganya (life-style) karena keals-kelas yang ada dalam masyarakat mempunyai perbedaan dalam kesempatan menjalani jenis pendidikan atau rekreasi tertentu. Misalnya, ada perbedaan dalam apa yang telah dipelajari warga-warganya, perilakunya, dan sebagainya.

 

E.     UNSUR-UNSUR LAPISAN MASYARAKAT

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang system lapisan masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan unsur baku dalam system lapisan serta mempunyai arti yang penting bagi system sosial.

1.     Kedudukan (status)

Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisiseseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya serta hak-hak dan kewajibannya.

Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedudukan, yaitu sebagai berikut.

a.     Ascribed Status, yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Pada umumnya Ascribed Status dijumpai pada masyarakat dengan system lapisan tertutup, misalnya pada masyarakat Feodal.

b.     Achived Status, yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha yang disengaja, kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar suatu tujuan.

 

2.     Peranan (role)

Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia sedang menjalankan suatu peranan.


F.      LAPISAN YANG SENGAJA DISUSUN

Menurut Barnard, system pembagian kedudukan pada pokoknya diperlukan secara mutlak agar organisasi dapat bergerak secara teratursampai mencapai tujuan yang diniatkan oleh para penciptanya.

Sistem kedudukan dalam organisasi formal timbul karena perbedaan kebutuhan, kepentingan, dan kemampuan individual yang mencakup beberapa hal berikut ini.

1.     Perbedaan kemampuan individu;

2. Perbedaan yang menyangkut kesukaran untuk melakukan bermacam-macam kedudukan yang rendah;

3.     Perbedaan kepentingan masing-masing jenis pekerjaan;

4.     Keinginan pada kedudukan yang formal sebagai alat sosial atau alat organisasi;

5.     Kebutuhan akan perlindungan bagi seseorang.

 

G.    MOBILITAS SOSIAL (social mobility)

Gerak sosial atau social mobility  adalah suatu gerak dalam struktur sosial (social structure) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi sosial dan kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dengan kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

            Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua macam, yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertical. Gerak sosial horizontal  merupakan peralihan individu dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan. Gerak sosial vertical adalah perpindahan individu dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya yang tidak sederajat. Gerak sosial ada dua macam yaitu, yang naik (social climbing) dan yang turun (social sinking).


 SUMBER :

Soekanto, S., &  Sulistyowati, B. (2014). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 

Comments